Senin, 22 Desember 2014

PENELITIAN BSA DAN DUNIA AKADEMIK



PENELITIAN BSA DAN DUNIA AKADEMIK
Oleh : Tutur Ahsanil Mustofa

A.    Pendahuluan
Ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang, bahkan bisa dikatakan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai disiplin keilmuan mualai banyak diminati dan dikaji oleh para ilmuwan-ilmuwan, mahasiswa-mahasiswa dan para penuntut ilmu lainnya. Seakan-akan apabila kita telusuri keilmuan tersebut kita tidak akan pernah menemukan ujungnya, dikarenakan sangat dinamis dan selalu mengalami perkembangan. Pengembangan ilmu pengetahuan sendiri tidak hanya sekedar hasil renungan atau kontemplasi dari para ilmuwan untuk mengukuhkan identitas diri. Penelitian merupakan landasan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Adapun pengembangan ilmu pengetahuan sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan penelitian dengan memperhatikan manfaat atau sumbangannya dalam memperbaiki kehidupan.[1]
Penelitian menjadi bagian terpenting didalam dunia akademik, karena dengan adanya penelitian seseorang bisa dikatakan sebagai seorang intelektual dan penelitian juga bisa berdampak pada pengembangan lembaga pada institusi akademik. Semakin bnyak penelitian yang dilakukan dan hasilnya bagus maka semakin diakui institusi tersebut. Kualitas institusi akademik bisa diukur oleh banyaknya karya-karya yang dihasilkan melalui penelitian. Dan gagalnya sebuah lembaga atau institusi dikarenakan minimnya penelitian yang dilakukan.
Seperti yang kita ketahui, hampir semua lembaga atau institusi akademik mewajibkan mahasiswa-mahasiswanya atau staf-stafnya untuk selalu melakukan sebuah riset. Didalam dunia kampus, seorang mahasiswa diharuskan membuat makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Adapun di lembaga-lembaga penelitian selalu berusaha untuk melakukan penelitian agar bisa menjadi sumbangsih terhadap disiplin keilmuan-keilmuan tertentu. Banyak kita temui lembaga-lembaga pendidikan menyediakan anggaran lebih kepada mahasiswa, atau dosen-Dosennya untuk sesering mungkin melakukan penelitian. Bisa melalui perpustakaan dan bisa juga turun ke lapangan.
Seseorang pun belum bisa dikatakan seorang yang akademis dan intelektual jika orang tersebut belum mepunyai karya berupa penelitian yang dibukukan. Semakin banyak penelitian yang dilakukan semakin menanjak pula tingkat dan kualitas keilmuan orang tersebut. Akan tetapi tidak sedikit kita menjumpai orang-orang yang takut untuk melakukan riset, bahkan mendengarnya pun menjadi sesuatu yang seram.[2] Kata riset selalu memberi inspirasi yang aneh.
Dalam penelitian yang sesungguhnya yang muncul secara ekplisit, terkandung dalam butir-butir penelitian hanya metode dan teknik. Sesuai dengan hakikatnya, metodologi dan pendekatan merupakan pemahaman implisit yang dengan sendirinya terlaksana secara tidak langsung. Ada tiga subjek yang memanfaatkan metode dan teknik, yaitu pengarang, pembaca dan peneliti. Baik pengarang maupun pembaca, sebagai penulis dan penikmat, keduanya memanfaatkan metode dan teknik secara implisit. Benar, pengarang didominasi oleh imajinasi dan kreativitas, dengan kebebasan seluas-luasnya, tetapi tanpa disertai dengan cara-cara bagaimana sesuatu bentuk karya seni diciptakan, maka hasil karya tidak akan terwujud demikian halnya dengan pembaca. Membaca karya sastra bukanlah pekerjaan yang mudah. Membutuhkan persiapan, strategi agar karya seni dapat dipahami.[3]
Adapun bagi seorang peneliti, keperluan terhadap keempat komponen tersebut khususnya metode dan teknik sangat jelas sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi. Keberhasilan suatu penelitian ditentukan melalui bagaimana suatu analisis dilakukan, dalam hubungan ini operasionalisasi teori, metode, teknik dan instrumen lain sebagai alat dan data-data formal sebagai objek kajian.[4]


B.     Metode dan penelitian
Metode berasal dari kata methodos, bahas latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi-strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.[5]
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :
1.    Rothwell & Kazanas Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
2.    Titus Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.

     Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
     Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah :
1.    Fellin, Tripodi & Meyer (1996) Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
2.    Kerlinger (1986: 17-18) Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena.[6]

C.    Macam-macam metode penelitian dalam bahasa dan sastra
Biasanya di dalam meneliti sebuah bahasa dan sastra digunakan metode-metode di bawah ini :
1.      Metode Intuitif : metode ini dianggap sebagai kemampuan dasar manusia dalam upaya memahami unsur- unsur kebudayaan. Manusia memahami kebudayaan jelas dengan pikiran dan perasaannya, yaitu dengan intuisi, penafsiran, unsur-unsur, sebab akibat dan seterusnya. Metode ini jelas digunakan untuk memahami sastra, khususnya sastra Indonesia sebelum lahirnya strukturalisme.
2.      Metode hermeneutika : secara etimologis hermeneutika berasal dari kata hermeneuein, bahasa Yunani, yang berarti menafsirkan atau menginterpretasikan. Secara mitologis, hermeneutika dikaitkan dengan Hermes, nama dewi Yunani yang menyampaikan pesan Illahi kepada manusia. Pada dasarnya medium pesan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Karya sastra perlu ditafsirkan sebab di satu pihak karya sastra sendiri adalah bahasa, dipihak lain, didalam bahasa sangat bnyak makna yang tersembunyi atau dengan sengaja disembunyikan. Hermeneutika modern baru berkembang abad ke-19 melalui gagasan Scheleiermacher, Dilthey, heidegger, Gadamer dan sebagainya (Winfried North, 1990 : 334-336).
Dikaitkan dengan fungsi utama hermeneutika sebagai metode untuk memahami agama, maka metode ini dianggap tepat untuk memahami karya sastra dengan pertimbangan bahwa karya tulis, yang berdekatan dengan agama adalah karya sastra.
3.      Metode Kualitatif : metode ini memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara inilah yang mendorong metode kualitatif dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan. Dalam penelitian karya sastra misalnya, akan dilibatkan pengarang, lingkungan sosial dimana pengarang berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya.
Landasan berfikir metode kualitatif adalah paradigma positivisme Max Weber, Immanuel Kant dan Wilhelm Dilthey (Moleong, 1989 : 10-11). Objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif, melainkan makna-makna yang terkandung di balik tindakan, yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut.
Ciri-ciri terpenting metode kualitatif sebagai berikut :
a.                    Memberikan perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai denmgan hakikat objek, yaitu dengan studi kultural.
b.                    Lebih mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga makna selalu berubah.
c.                    Tidak ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung diantraanya.
d.                   Desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka.
e.                    Penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam kontek sosial budayanya masing-masing.
4.      Metode analisis isi :  isi  dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Isi laten adalah isi bagaimana dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan konsumen. Objek formal metode analisis ini adalah isi komunikasi. Analisis terhadap isi laten akan menghasilkan arti sedangkan analisis terhadap isi akan menghsilkan makna.
5.    Metode Formal : secara Etimologis formal berasal dari kata forma (Latin), berarti bentuk, Wujud. Metode Formal adalah analisis dengan mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-unsur karya sastra. Tjuan metode formal adalah studi ilmiah mengenai sastra dengan memperhatikan sifat-sifat teks yang dianggap artistik. Metode formal adalah cara-cara penyajian dengan memanfaatkan tanda dan lambang.
6.      Metode deskriptif Analisis : metode ini diperoleh melalui penggabungan dua metode, dengan syarat kedua metode tidak bertentangan. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskrisikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan dengan analisis.[7]
D.    Tahap-tahap penelitian
Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang mana satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain, masing-masing tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahap-tahap yang lain. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana  dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai berikut:
1.                            Perencanaan
2.                            Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian
3.                            Pengambilan Contoh
4.                            Penyusunan daftar pertanyaan
5.                            Kerja lapangan
6.                            Editing
7.                            Analisis dan laporan













Daftar pustaka
Pedoman Akademik, program Starata 1 2013/2014. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Conny R. Semiawan, Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, JAKARTA 2007.
Loraine Blaxter, Christina Hughes dan Malcolm Thight, How to research (Edisi Kedua) seluk-beluk melakukan Riset. PT Indeks Kelompok Gramedia 2006.
Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, SU, Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar, Yogjakarta 2007.
Asep Solihin, Metode Penelitian. htm


[1]  Conny r. Semiawan, catatan kecil tentang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal Viii
[2]  Loraine Blaxter, Christina Hughes dan Malcolm Thight, How to Research, seluk beluk melakukan Riset. Hal 4.
[3]  Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna,SU, Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Hal 34
[4]  Ibid. Hal 35.
[5]  ibid. Hal 37.
[6]  Asep sholihin, metode penelitian.
[7]  Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna,SU, teori, metode dan teknik penelitian sastra 43-52