Begal,
mungkin saat ini menjadi kata yang selalu membuat orang merinding jika
mendengarnya. Kalau kita amati sebenarnya fenomena begal sudah ada sejak lama,
namun kenapa saat ini begitu membooming bahkan selalu menghiasi pemberitaan
media setiap harinya. Apakah di karenakan fenomena begal saat ini terjadi di
tengah konflik yang memanas antara KPK dan POLRI, dua institusi yang merupakan
pilar dalam penegakan hukum di Indonesia, atau dikarenakan begitu sadisnya perbuatan
yang dilakukan oleh begal tersebut sehingga membuat orang ketakutan, dan khususnya
tidak berani pulang malam bahkan begal tersebut tidak segan-segan untuk melukai
bahkan membunuh mangsanya.
Saya
akan mencoba memberikan analisis tentang fenomena begal yang menjadi bahan
perbincangan di kalangan masyarakat dengan teori sebab akibat.
1. Begal sengaja diadakan untuk menutupi
konflik antara KPK dan POLRI. Seperti kita ketahui banyak yang menggunakan
kesempatan di balik konflik antar dua lembaga tersebut. Mereka yang masuk dalam
bidikan KPK merasa sedikit bisa bernafas lebih panjang lagi, atau bahkan mereka
akan lolos dari jeratan lembaga anti rasuah tersebut. Bagi mereka yang sadar
akan pentingnya membumi hanguskan koruptor akan merasa malu dengan adanya
konflik tersebut, namun apa ada dan begitu adanya dua lembaga ini terus menerus
saling serang dan berlomba-lomba untuk mempidanakan anggota-anggotanya, seakan
menjadi prestasi yang membanggakan apabila bisa mempidanakan. Begal sengaja diadakan untuk mengalihkan
perhatian masyarakat dari konflik antara dua lembaga tersebut, sehingga
fenomena begal yang mudah untuk di pahami oleh semua kalangan masyarakat dengan
mudah di terima oleh masyarakat luas. Begitu begal muncul, yang menjadi bahan
pembicaraan di masyarakat luas adalah fenomena tersebut, konflik KPK dan POLRI
sedikit demi sedikit hilang dari peredaran masyarakat luas.
2. Fenomena begal tidak akan terjadi jika
perut terisi dan kantong tidak kosong. Masalah ekonomi menjadi lagu lama yang
tak kunjung selesai di republik ini. Konsep lapar
menjadi beringas memang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Apabila perekonomian baik mikro dan makro mampu mengalir ke seluruh lapisan
masyarakat, bisa di pastikan tidak akan ada lagi istilah begal, perampokan dan
lainnya. Semuanya sejahtera, bisa makan dan menghidupi keluarga meskipun
sederhana, tidak ada lagi pengangguran yang kian hari kian bertambah jumlahnya.
Itulah
analisis singkat saya, jika begal memang ada bukan karena sebuah settingan,
menurut saya dalam waktu singkat aparat keamanan akan mampu untuk
menghilangkannya, konsep ronda malam di terapkan lagi, setiap pos ada keamanan
yang berjaga, ormas-ormas dan golongan-golongan bersatu padu untuk memberikan
keamanan, niscaya masyarakat akan merasa aman, tentram, damai dan sejahtera.
AYOM,
AYEM dan TENTREM