Minggu, 08 Maret 2015

Fenomena itu bernama BEGAL



Begal, mungkin saat ini menjadi kata yang selalu membuat orang merinding jika mendengarnya. Kalau kita amati sebenarnya fenomena begal sudah ada sejak lama, namun kenapa saat ini begitu membooming bahkan selalu menghiasi pemberitaan media setiap harinya. Apakah di karenakan fenomena begal saat ini terjadi di tengah konflik yang memanas antara KPK dan POLRI, dua institusi yang merupakan pilar dalam penegakan hukum di Indonesia, atau dikarenakan begitu sadisnya perbuatan yang dilakukan oleh begal tersebut sehingga membuat orang ketakutan, dan khususnya tidak berani pulang malam bahkan begal tersebut tidak segan-segan untuk melukai bahkan membunuh mangsanya.
Saya akan mencoba memberikan analisis tentang fenomena begal yang menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat dengan teori sebab akibat.
1.    Begal sengaja diadakan untuk menutupi konflik antara KPK dan POLRI. Seperti kita ketahui banyak yang menggunakan kesempatan di balik konflik antar dua lembaga tersebut. Mereka yang masuk dalam bidikan KPK merasa sedikit bisa bernafas lebih panjang lagi, atau bahkan mereka akan lolos dari jeratan lembaga anti rasuah tersebut. Bagi mereka yang sadar akan pentingnya membumi hanguskan koruptor akan merasa malu dengan adanya konflik tersebut, namun apa ada dan begitu adanya dua lembaga ini terus menerus saling serang dan berlomba-lomba untuk mempidanakan anggota-anggotanya, seakan menjadi prestasi yang membanggakan apabila bisa mempidanakan.  Begal sengaja diadakan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari konflik antara dua lembaga tersebut, sehingga fenomena begal yang mudah untuk di pahami oleh semua kalangan masyarakat dengan mudah di terima oleh masyarakat luas. Begitu begal muncul, yang menjadi bahan pembicaraan di masyarakat luas adalah fenomena tersebut, konflik KPK dan POLRI sedikit demi sedikit hilang dari peredaran masyarakat luas.
2.    Fenomena begal tidak akan terjadi jika perut terisi dan kantong tidak kosong. Masalah ekonomi menjadi lagu lama yang tak kunjung selesai di republik ini. Konsep lapar menjadi beringas memang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Apabila perekonomian baik mikro dan makro mampu mengalir ke seluruh lapisan masyarakat, bisa di pastikan tidak akan ada lagi istilah begal, perampokan dan lainnya. Semuanya sejahtera, bisa makan dan menghidupi keluarga meskipun sederhana, tidak ada lagi pengangguran yang kian hari kian bertambah jumlahnya.
Itulah analisis singkat saya, jika begal memang ada bukan karena sebuah settingan, menurut saya dalam waktu singkat aparat keamanan akan mampu untuk menghilangkannya, konsep ronda malam di terapkan lagi, setiap pos ada keamanan yang berjaga, ormas-ormas dan golongan-golongan bersatu padu untuk memberikan keamanan, niscaya masyarakat akan merasa aman, tentram, damai dan sejahtera.
AYOM, AYEM dan TENTREM